Mengenai Saya

Foto saya
palabuhanratu, sukabumi/jawa-barat, Indonesia
menyajikan apa yang terjadi dengan aktual dan cepat

PEDULI PALABUHANRATU

form action="http://seputarpalabuhanratu.blogspot.com/search" method="get">

Kamis, 20 Mei 2010

Wisata Birahi Sukawayana Palabuhanratu

Duduk dekat gerbong yang tak terpakai
Perempuan ber-Make Up tebal
dengan rokok di tangan menanti tamunya datang
Berteman nyamuk nakal,
Kapankah datang
Tuan berkantong tebal…….
Habis berbatang-batang tuan belum datang
Dalam hati resah menjerit bimbang…..

Penggalan syair lagu yang dinyanyikan Iwan Fals ini menggambarkan seorang wanita tuna susila yang resah menanti para hidung belang yang tak kunjung datang.
Gambaran ini persis apa yang Expose saksikan untuk melakukan Investigasi mulai pukul 11 siang dilokasi sepanjang jalan Citepus Sukawayana yang ramai di tumbuhi warung dan pondok ala kadarnya, yang kerap remang-remang dimalam hari.
Pondok yang biasa mereka sebut café ini hanya berukuran 3 x 5 M dengan tampilan etalase kaca, yang didalamnya tersusun deretan minuman beralkohol bermacam merk. Setiap warung dan café, menyediakan layanan karaoke untuk mereka yang masuk menjadi tamu.

Selain minuman beralkohol, bagi tamu yang ingin melepaskan hasratnya, dapat memesan wanita penghibur sesuai yang diinginkan. Tawaran ini berlangsung setelah begitu banyak mengkonsumsi miras. Tak heran para wanita pendamping di tempat itu lebih edan menenggak minuman yang disuguhkannya sehingga habis berbotol-botol.

Setiap pondok dari intaian Expose menyediakan kamar yang ditata seadanya untuk melepaskan hajat birahi sang tamu yang sudah tak terbendung lagi untuk melepasnya secara instant. Pelayanan ini dalam keadaan darurat dan sangat dipaksakan bagi tamu yang berkantong cekak.

Malam harinya sepanjang kawasan ini hiruk pikuk dengan dentuman musik house dangdut, warungpun berubah dengan aneka warna lampu yang remang-remang.dan warna-warni.

Kebanyakan para tamu yang datang ketempat itu mengendarai roda dua.
Kawasan yang begitu indah dengan hamparan pantainya, menjadi tempat wisata birahi para pelancong sex untuk berkencan ria, warung dan pondok yang dibangun asal-asalan ini terkesan kumuh, entah dari mana aliran listrik yang didapat.
Sampai kapankah kawasan pantai yang indah ini menjadi “Pasarnya Para Monyet” (Expose)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar